Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan menyatakan pada hari Selasa (15/10) bahwa Korea Utara meledakkan sebagian jalan penghubung antarKorea di jalur Gyeongui dan Donghae. 

JCS mengatakan bahwa ledakan tersebut terjadi pada pukul 12.00 hari Selasa untuk memblokir jalan penghubung antarKorea.

Pada bulan Agustus lalu, Korea Utara memblokir jalur rel kereta api di Jalur Gyeongui dan Donghae, dan kali ini, mereka kembali meledakkan jalan penghubung antarKorea. 

JCS menjelaskan bahwa tidak ada dampak kerugian terhadap militer Korea Selatan akibat ledakan kali ini, dan militer Korea Selatan mengeluarkan tembakan balasan ke arah selatan dari Garis Demarkasi Militer. 

Ditambahkan pula, militer Korea Selatan tetap mencermati aktivitas militer Korea Utara, dan tetap mempertahankan postur kesiapsiagaan di bawah kerja sama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. 

Akibat ledakan jalan di jalur Gyeongui dan Donghae, kini satu-satunya jalan penghubung antarKorea yang tersisa adalah jalan di Area Keamanan Bersama (JSA). 

Diperkirakan, Korea Utara mempublikasikan ledakan jalan penghubung antarKorea tersebut untuk meningkatkan rasa permusuhan terhadap Korea Selatan.

Pada tanggal 9 Oktober lalu, militer Korea Utara menyatakan bahwa pihaknya akan memblokir jalan dan rel kereta api yang terhubung dengan Korea Selatan, serta akan melakukan konstruksi perlindungan di area tersebut.

Setelah pengumuman tersebut, militer Korea Selatan terus memantau perkembangan situasi terkait ledakan jalan. 

Sebelumnya pada akhir tahun lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mendeklarasikan hubungan dua Korea sebagai hubungan dua negara yang bermusuhan, dan setelah itu, Korea Utara terus melakukan kegiatan untuk memblokir jalur penghubung antarKorea.