Pemerintah Korea Selatan menyatakan penyesalan yang mendalam atas klaim Rusia yang menyebut bahwa Korea Selatan melanggar hak kedaulatan Korea Utara dengan drone.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Korea Selatan menyatakan penyesalan mendalam atas pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia yang menyebut pelanggaran hak kedaulatan Korea Utara, intervensi urusan internal, dan lainnya dengan memihak klaim sepihak Korea Utara yang tidak dikonfirmasi.
Pejabat tersebut juga mendesak Kementerian Luar Negeri Rusia untuk menjelaskan mengapa pihaknya tidak mengambil langkah apapun ketika Korea Utara terus melakukan provokasi melalui drone ke arah Korea Selatan di masa lalu.
Dia juga mengkritik bahwa seluruh tanggung jawab terkait justru mengarah ke Korea Utara yang terus mengancam bangsa yang sama melalui senjata nuklir dan komentar yang ofensif.
Ditambahkan pula, Rusia harus menahan tindakan sepihak Korea Utara yang bermotif politik untuk meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea dan mendesak Korea Utara untuk kembali berdialog dengan dunia jika Rusia tetap ingin melakukan peran yang konstruktif sebagai negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Sebelumnya pada tanggal 14 Oktober, Kementerian Luar Negeri Rusia mengklaim bahwa keberadaan drone di wilayah udara Pyongyang yang dilakukan oleh Korea Selatan merupakan bentuk pelanggaran hak kedaulatan Korea Utara dan campur tangan urusan dalam negeri.
Rusia juga mengatakan bahwa Korea Selatan harus menghentikan kegiatan yang meningkatkan ketegangan melalui provokasi, dimana Rusia akan melakukan peran yang konstruktif di Semenanjung Korea berbasis Perjanjian Hubungan Kemitraan yang Strategis dan Komprehensif antara Rusia dan Korea Utara.