Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte mengatakan pada hari Senin (21/10) waktu setempat bahwa "penempatan pasukan Korea Utara untuk berperang bersama Rusia di Ukraina akan berarti peningkatan ketegangan yang signifikan."
Rutte menyampaikan hal tersebut melalui media sosial setelah berbicara dengan Presiden Yoon via telepon pada hari yang sama.
Ia menambahkan, bahwa pihaknya juga membahas terkait kemitraan yang erat antara NATO dan Korea Selatan, kerja sama industri pertahanan, serta keamanan yang saling terhubung antara Atlantik dan Indo-Pasifik.
Pembicaraan itu tampaknya merupakan diskusi langsung pertama setelah Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengumumkan bahwa Korea Utara telah memutuskan untuk mengirimkan lebih dari 12.000 tentara ke Rusia.
Rutte sebelumnya mengatakan pada hari Jumat (18/10) waktu setempat, hanya sehari setelah pengumuman Badan Intelijen Nasional, bahwa pihaknya akan berkomunikasi untuk memastikan semua bukti terkait penempatan pasukan Korea Utara, dan menekankan bahwa NATO memiliki hubungan yang erat dengan semua negara mitra, termasuk Korea Selatan.
Saat itu Rutte juga menyebutkan, posisi resmi NATO mengenai keterlibatan militer Korea Utara saat ini adalah 'tidak dapat dipastikan', namun tentu saja posisi tersebut dapat berubah.