Menteri Luar Negeri Korea Selatan dan Inggris mengkhawatirkan adanya kemungkinan dimana Rusia memberikan teknologi pengembangan rudal balistik dan nuklir ke Korea Utara, sebagai imbalan atas pengiriman senjata dan tenaga militer dalam melawan Ukraina.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yul dan Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy mengadopsi pernyataan tersebut setelah dialog strategis Menteri Luar Negeri antara Korsel dan Inggris ke-9 yang digelar di Seoul pada hari Senin (21/10).
Kedua menteri itu mengkritik pengiriman senjata dan personel militer ke Rusia, serta kerja sama antara Korea Utara dan Rusia yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB serta mengancam keamanan global.
Ditambahkan pula, kerja sama antara Korea Utara dan Rusia tersebut menunjukkan urgensi yang mendesak terhadap kedua negara, serta mengkhawatirkan kemungkinan transfer teknologi Rusia terkait nuklir dan rudal balistik ke Korea Utara.
Mereka menyatakan bahwa keamanan antara Indo-Pasifik, Eropa, dan Atlantik dinilai memiliki keterkaitan yang erat, dan akan mengambil langkah tegas yang dibutuhkan bersama komunitas internasional.
Kedua menteri itu kemudian mengadopsi pernyataan bersama yang berisikan hasil dialog strategis, dan menegaskan kembali bahwa uji coba nuklir Korea Utara akan menghadapi langkah tegas dari dunia internasional.
Sementara itu, Korea Selatan dan Inggris juga sepakat untuk menggelar rapat 2+2 bidang diplomasi dan pertahanan pada awal tahun depan.