Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dilaporkan telah mengunjungi pangkalan rudal strategis yang mengoperasikan rudal balistik antarbenua (ICBM) dan rudal-rudal lainnya. Kunjungan itu dilakukan sekitar dua minggu jelang pemilu presiden Amerika Serikat.
Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) mengatakan pada hari Rabu (23/10) bahwa Kim memeriksa kesiapan "untuk tindakan pencegahan strategis" yang secara langsung terkait dengan keamanan rezim, termasuk fungsi dan kemampuan fasilitas yang terkait dengan peluncuran di pangkalan rudal.
Dengan menyebut bahwa kekuatan rudal strategis adalah "kekuatan inti" yang memainkan peran penting dalam pencegahan perang Korea Utara, Kim mendesak modernisasi angkatan bersenjata dengan mengutamakan kekuatan rudal strategis di masa depan.
Kim mengatakan bahwa sarana nuklir strategis AS menimbulkan "ancaman yang terus meningkat" terhadap lingkungan keamanan Korea Utara dan ancaman jangka panjang menuntut postur penangkal nuklir Pyongyang yang "menyeluruh dan ketat" terhadap kekuatan nuklirnya.
KCNA juga melaporkan bahwa dalam kunjungan tersebut Kim didampingi oleh saudara perempuannya, Kim Yo-jong, dan Kim Jong Sik, Wakil Direktur Departemen Pertama Komite Sentral Partai Pekerja Korea yang berkuasa.
Meski demikian laporan tersebut tidak menyebutkan kapan kunjungan itu berlangsung.