Direktur Keamanan Nasional Shin Won-sik mengatakan bahwa ia dan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mendiskusikan cara-cara untuk menanggapi kemungkinan skenario yang dapat muncul, dari perkembangan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara setelah pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia. 

Shin mengatakan kepada wartawan Korea Selatan pada hari Jumat (25/10) bahwa ia bertemu dengan Sullivan pada hari pertama kunjungannya ke Washington pada hari Kamis (24/10) sebelum menambahkan bahwa ia tidak dapat mengungkapkan rincian pertemuan tersebut. 

Shin menyebut bahwa mereka membahas provokasi "zona abu-abu" Korea Utara yang sembrono, termasuk rencananya untuk mengamandemen konstitusi rezimnya dengan memasukkan bahasa yang mengidentifikasi Korea Selatan sebagai "negara yang tidak bersahabat", meledakkan jalan dan rel kereta api antarKorea, dan terus mengirimkan balon yang berisikan sampah. 

Shin menambahkan bahwa mereka juga berkomitmen untuk menghadapi setiap provokasi Korea Utara dengan tegas sambil mempertahankan kesiapan pertahanan gabungan. 

Dalam pertemuan tiga arah yang diadakan pada hari sebelumnya yang juga dihadiri oleh Penasihat Keamanan Nasional Jepang, Takeo Akiba, Shin mengatakan bahwa pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia telah dibahas secara mendalam, dan menambahkan bahwa ia, Sullivan dan Akiba menegaskan bahwa negara mereka berada di posisi yang sama dalam menilai situasi terkait. 

Secara khusus, Shin mengatakan bahwa mereka sepakat bahwa pengerahan pasukan Korea Utara merupakan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang menimbulkan ancaman serius tidak hanya bagi keamanan Semenanjung Korea tetapi juga bagi komunitas internasional.