Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa pengerahan pasukan Korea Utara ke garis depan yang sebenarnya dapat terjadi "lebih cepat dari yang diperkirakan" dalam perang Rusia melawan Ukraina.
Kantor Kepresidenan di Seoul mengatakan bahwa Yoon mengadakan pembicaraan via telepon dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen pada hari Senin (28/10) dan menyampaikan penilaiannya mengenai situasi saat ini.
Ketika berbagi informasi tentang pengerahan pasukan Korea Utara dengan kepala Komisi Eropa, Yoon mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengambil langkah-langkah secara bertahap untuk menanggapi kolaborasi militer antara Rusia dan Korea Utara.
Selain mendesak Korea Utara untuk segera menarik mundur pasukannya, Yoon juga berpendapat bahwa kerja sama militer antara kedua negara pada dasarnya merusak tatanan internasional yang berbasis aturan dan menimbulkan ancaman bagi perdamaian di Semenanjung Korea dan dunia.
Presiden Yoon pada minggu lalu mengatakan bahwa pemerintahnya dapat mempertimbangkan untuk memberikan senjata mematikan kepada Kyiv.
Seoul sejauh ini membatasi bantuannya kepada Ukraina hanya pada pengiriman bantuan kemanusiaan dan senjata yang tidak mematikan, sementara menyediakan peluru artileri 155 mm melalui AS.