Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Antar-Korea

JCS: Rudal Balistik Korut Yang Diluncurkan Hari Selasa Diperkirakan Sebagai KN-25

Write: 2024-11-05 15:56:16Update: 2024-11-05 15:57:06

JCS: Rudal Balistik Korut Yang Diluncurkan Hari Selasa Diperkirakan Sebagai KN-25

Photo : YONHAP News

Otoritas militer Korea Selatan menyatakan bahwa rudal balistik yang diluncurkan ke Laut Timur menjelang pemilu Presiden Amerika Serikat pada hari Selasa (05/11) diperkirakan sebagai roket kaliber besar 600 mm, KN-25.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) menjelaskan bahwa Korea Utara meluncurkan berbagai unit rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur pada pukul 07.30 hari Selasa. 

Rudal tersebut diluncurkan dari wilayah Sariwon, Provinsi Hwanghae Utara, dan terbang sejauh 400 kilometer. 

Seorang pejabat militer mengatakan bahwa rudal yang diluncurkan itu diperkirakan sebagai KN-25 berkaliber besar 600 mm, dan tampaknya jatuh ke lokasi yang telah ditargetkan di Laut Timur. 

Ditambahkan pula, peluncuran rudal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap latihan militer gabungan antara Korea Selatan, AS, dan Jepang yang dilaksanakan dengan mengerahkan pesawat pembom strategis B-1B belum lama ini.

Selain itu, peluncuran rudal tersebut ditafsirkan untuk memperkeruh krisis di Semenanjung Korea melalui berbagai provokasi beruntun, dan untuk mengalihkan isu terkait pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia.

Menurut otoritas militer, peluncuran ICBM Hwasong-19 tanggal 31 Oktober lalu dan rudal pendek hari Selasa ini bertujuan untuk mengancam AS dan Korea Selatan, karena apabila rudal diluncurkan dari Sariwon, wilayah Laut Selatan di Semenanjung Korea maka hal itu akan menjadi ancaman langsung bagi Korea Selatan. 

Korea Utara juga diperkirakan masih akan melakukan berbagai provokasi tambahan dan uji coba nuklir ke-7 sesuai keputusan Kim Jong-un. 

JCS memberikan peringatan kepada Korea Utara bahwa peluncuran rudal balistik jarak pendek melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, dan seluruh tanggung jawab terkait provokasi tersebut berada di tangan Pyongyang.

Militer Korea Selatan selanjutnya memperketat pemantauan terhadap Korea Utara dan berbagi informasi intelijen bersama AS dan Jepang untuk mempertahankan postur kesiapsiagaan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >