Sebuah data statistik menujukkan, 1 dari 10 pernikahan di Korea Selatan pada tahun lalu diketahui adalah pernikahan multikultural. Dimana jumlah angka pernikahan juga tampak pulih kembali ke setingkat sebelum pandemi COVID-19.
'Statistik Tren Penduduk Multikultural Tahun 2023' yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Korea pada hari Kamis (07/11), menyebut jumlah pernikahan multikultural tahun lalu mencapai angka 20.431, meningkat 17,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pernikahan multikultural yang sebelumnya stabil di kisaran sekitar 20.000 sebelum pandemi COVID-19 sempat mengalami penurunan tajam, namun angkanya kembali pulih ke angka 20.000 pada tahun lalu.
Proporsi pernikahan multikultural dari total pernikahan mencapai 10,6%, meningkat 1,5% poin dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana persentasenya mencatatkan angka tertinggi dengan naik 10,8% sejak tahun 2010.
Berdasarkan negara, Vietnam tercatat mendominasi dengan 27,9% dari total pernikahan multikultural, diikuti oleh Cina dan Thailand.
Kepala Bagian Tren Populasi Badan Pusat Statistik, Im Young-il menjelaskan bahwa, jumlah pernikahan telah pulih hingga tingkat sebelum pandemi COVID-19, namun jumlah pernikahan sesama warga dalam negeri menurun, sementara pernikahan multikultural meningkat.
Dinyatakan pula bahwa jumlah perceraian turut meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pernikahan multikultural setelah pandemi COVID-19.
Tahun lalu, terdapat 8.158 kasus perceraian multikultural, naik 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini terus menurun sejak tahun 2011 namun kembali meningkat.
Sementara itu jumlah kelahiran dari pasangan multikultural tercatat mencapai 12.150 bayi, turun 3% dibandingkan setahun sebelumnya karena usia pernikahan yang menua.