Militer Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara berupaya untuk mengacak sinyal gelombang radio sistem informasi lokasi GPS, di wilayah perbatasan antarKorea di Laut Barat selama lima hari berturut-turut.
Ketua Urusan Publik Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan, Lee Sung-jun menyampaikan dalam pengarahan pers pada hari Selasa (12/11), bahwa gangguan tersebut terus muncul di sejumlah wilayah, termasuk wilayah kepulauan di Laut Barat pada hari Selasa ini.
Sejak tanggal 8 November lalu, Korea Utara diketahui terus melanjutkan provokasi GPSnya.
Sebelumnya Pyongyang juga berupaya untuk mengganggu sinyal GPS ke arah selatan selama lima hari pada akhir bulan Mei hingga awal bulan Juni lalu.
Pada saat itu Korea Utara melakukan provokasi dengan mengacak sinyal GPS, namun serangan yang dilakukan bulan November ini diyakini didasarkan oleh banyak tujuan, terutama untuk menanggapi kemunculan pesawat tak berawak.