Sebuah laporan dari lembaga penelitian luar negeri menemukan bahwa bagian utara kota Hamheung di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, diduga menjadi basis pengembangan dan penelitian senjata kimia.
Radio Free Asia (RFA) mengabarkan hal tersebut dengan mengutip laporan yang dirilis oleh Royal United Services Institute (RUSI) di Inggris pada hari Selasa (19/11) waktu setempat.
Wilayah utara kota Hamheung itu tampaknya merupakan pusat industri kimia, serta basis pengembangan dan penelitian. Karena terkoneksi dengan universitas, lembaga penelitian dan fasilitas produksi, termasuk Perguruan Tinggi Teknologi Kimia Hamheung dan Akademi Bahan Kimia Nasional cabang Hamheung.
Berdasarkan hasil analisis citra satelit terhadap fasilitas-fasilitas terkait, RUSI mengangkat adanya potensi bahwa penelitian sensitif atau aktivitas produksi tengah disembunyikan, karena fasilitas militer, pintu terowongan, dan jalur kereta api terdeteksi di dekat fasilitas tersebut.
RUSI menyinggung bahwa media Korea Utara pun telah mengabarkan Kim Jong-un sebelumnya menginspeksi langsung rencana perluasan fasilitas tersebut pada tahun 2017, yang kemudian menarik perhatian pada hubungannya dengan tujuan militer Korea Utara.
Seorang peneliti RUSI yang menulis laporan kali ini berbicara kepada RFA bahwa Korea Utara diketahui telah memiliki seluruh jenis senjata kimia mulai dari hidrogen sianida hingga zat kimia yang sangat beracun.