Kementerian Luar Negeri mengatakan pada hari Senin (25/11) bahwa Korea Selatan tidak menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Jepang untuk memperingati para pekerja paksa Jepang dan Korea di kompleks tambang Sado. Hal itu dikarenakan pidato peringatan Jepang yang tidak sesuai dengan tingkat yang telah disepakati oleh kedua negara terkait prasasti Warisan Dunia UNESCO di tambang Sado.
Kementerian mengeluarkan pernyataan tersebut dalam sebuah rilis kepada para wartawan setelah Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya "sangat menyayangkan" Korea Selatan tidak berpartisipasi dalam acara tersebut.
Kementerian kemudian menekankan bahwa Korea Selatan mengadakan upacara secara terpisah yang mencerminkan tekad kuat pemerintah bahwa mereka tidak akan berkompromi dengan Jepang dalam isu-isu historis.
Namun, pemerintah Seoul tidak menyatakan penyesalan atas masalah itu.
Korea Selatan mengadakan upacara peringatan pada hari Senin untuk menghormati warga Korea yang menjadi korban kerja paksa di bawah pemerintahan kolonial Jepang di tambang Sado, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO yang baru saja terdaftar di Jepang.
Seoul tidak menghadiri upacara Jepang pada hari sebelumnya di tengah laporan bahwa perwakilan Tokyo telah mengunjungi kuil perang yang kontroversial.