Kementerian Unifikasi Korea Selatan telah membatalkan sebagian besar jadwal dari Menteri dan Wakil Menteri Unifikasi pada hari Rabu (04/12). Sementara sebuah rapat pejabat tinggi kementerian telah diadakan dengan pimpinan menteri pada hari Rabu pukul 07.00 pagi untuk memantau gerakan rezim Korea Utara.
Diketahui bahwa belum terdapat respons apapun dari Korea Utara sehubungan dengan status darurat militer di Korea Selatan yang dideklarasikan pada tengah malam hari Selasa (03/12), dan kemudian dicabut pada dini hari Rabu (04/12).
Tentunya, agenda diplomatik dan keamanan utama juga terganggu menyusul deklarasi darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol. Termasuk Korea Selatan dan Amerika Serikat yang secara mendadak menangguhkan gelaran pertemuan Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) keempat yang sebelumnya disepakati akan berlangsung pada hari Rabu ini.
Jadwal perjalanan dinas para pejabat senior Kementerian Luar Negeri juga telah dipersingkat atau dibatalkan. Seperti halnya Wakil 1 Menteri Luar Negeri, Kim Hong-kyun yang dijadwalkan mengunjungi Spanyol dan Jerman selama lima hari namun dipersingkat dan akan kembali pada Rabu sore setelah mempercepat jadwal perjalanannya.
Kedutaan besar asing di Korea Selatan juga menyerukan warga negara mereka untuk tetap waspada setelah pengumuman status darurat militer. Kedutaan Besar AS untuk Korea Selatan mengeluarkan peringatan bagi warga AS di Korea selatan dan membatalkan seluruh layanan konsuler, termasuk penerbitan visa.
Kedutaan Besar Cina menyerukan warganya di Korea Selatan untuk membatasi perjalanan yang tidak perlu, sementara Kedutaan Besar Rusia dan Kedutaan Besar Inggris meminta kepada warga mereka agar menghindari acara-acara politik, termasuk protes politik.