Media Korea Utara akhirnya merilis berita tentang kekacauan politik di Korea Selatan, akibat deklarasi darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol pekan lalu.

Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada hari Rabu (11/12) mengabarkan bahwa Yoon yang tengah menghadapi krisis pemerintahan yang serius, bahkan ancaman pemakzulan yang telah memicu kekacauan di Korea Selatan setelah pengumuman status darurat militer yang mengejutkan masyarakat.

Media Korea Utara itu juga menyoroti secara rinci mengenai pemberlakuan status darurat militer selama beberapa jam yang kemudian ditolak oleh parlemen, dan dicabut langsung oleh Yoon.

KCNA selanjutnya mempublikasikan bahwa situasi tersebut memicu aksi protes di berbagai kota di Korea Selatan, yang diikuti oleh mosi pemakzulan Yoon di parlemen pada hari Sabtu (07/12), namun gagal disepakati. Ditambahkan, bahwa pengunjuk rasa mengklaim Presiden Yoon seharusnya segera dimakzulkan dan dijatuhkan hukuman sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hal tersebut.

Adapun KCNA memaparkan komunitas internasional pun menunjukkan keprihatinannya kepada masyarakat Korea Selatan yang rentan terkait dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkan Yoon. Demikian dinamika politik di Korea Selatan saat ini menjadi perhatian dunia, termasuk adanya kemungkinan karier politik Yoon yang bisa berakhir lebih cepat.

Artikel-artikel kritis itu juga dirilis oleh Rodong Sinmun, surat kabar utama di Korea Utara, bersama foto-foto mengenai aksi unjuk rasa di jalan sekitar Gedung Majelis Nasional Korea Selatan.

Korea Utara melaporkan artikel kritis terhadap Korea Selatan itu dalam tujuh hari setelah mempublikasikan gelaran aksi demo di Korea Selatan dan pernyataan protes terhadap Yoon yang disampaikan Rorong Sinmun pada tanggal 4 Desember lalu.