Presiden Yoon Suk Yeol menegaskan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri di tengah meningkatnya seruan untuk pemakzulannya.
Hal itu disampaikan dalam pidato publik yang disiarkan di televisi nasional dan pada hari Kamis(12/12), dimana Yoon membenarkan keputusannya untuk memberlakukan darurat militer pekan lalu sebagai penilaian politik yang sangat terukur.
Presiden berpendapat bahwa deklarasi darurat militer itu adalah untuk memperingatkan rakyat Korea Selatan tentang keadaan darurat politik saat ini, yang menurutnya telah diciptakan oleh partai oposisi dengan memakzulkan banyak pejabat pemerintah dan memotong anggaran pemerintahan.
Yoon kemudian menyebut bahwa kantor KPU Nasional yang didatangi pasukan darurat militer malam itu, menunjukkan bahwa pengawas pemilu berpotensi rentan terhadap kecurangan pemilu.
Sambil mengecam partai oposisi yang berusaha untuk membingkai deklarasi darurat militer Yoon sebagai aksi pengkhianatan, presiden meminta masyarakat untuk bergabung dengan apa yang disebut sebagai perjuangan untuk melindungi demokrasi liberal negara.
Pidato yang berlangsung selama hampir setengah jam tersebut, disampaikan dua hari menjelang pemungutan suara mosi pemakzulan yang dipimpin oleh oposisi di parlemen, dan saat otoritas penegak hukum sedang menyelidiki insiden darurat militer 3 Desember.