Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yeol mengatakan bahwa Seoul dan Tokyo berkomitmen untuk terus mengembangkan hubungan kedua negara dalam segala kondisi.
Menteri Cho dan Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya melontarkan komitmen tersebut dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan kedua pihak di Seoul pada hari Senin (13/01), dengan menambahkan bahwa pemerintah Seoul akan terus mempertahankan arah kebijakan luar negeri saat ini.
Seoul dan Tokyo tampaknya mengungkapkan komitmen mereka tersebut untuk perlu melanjutkan peningkatan hubungan bilateral dalam ketidakpastian, seperti krisis politik di Korea Selatan dan peluncuran masa jabatan kedua presiden terpilih AS Donald Trump.
Dalam hal isu sejarah, Menteri Cho bersama Iwaya sepakat untuk saling bekerja sama dengan erat demi pembangunan hubungan yang berorientasi pada masa depan, yang tentunya dilandaskan pada pandangan serta wawasan ke depan.
Terlebih lagi, mengenai acara peringatan para pekerja paksa Jepang dan Korea di kompleks tambang Sado, Menteri Cho menyebutkan bahwa pemerintah Seoul akan membahas dengan pihak Tokyo secara transparan agar acara peringatan itu dapat menjadi peristiwa untuk mengenang makna sejarah ke depan, sambil menghormati para korban kerja paksa tersebut.
Sementara itu kedua negara juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas provokasi rudal dan nuklir Korea Utara, kerja sama militer ilegal antara Pyongyang dan Moskow, termasuk pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia. Dimana kedua menteri itu juga mendesak untuk menghentikannya segera.
Konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Korea Selatan dan Jepang tersebut digelar untuk pertama kali dalam 14 tahun sejak pertemuan antara Menteri Kim Sung-hwan dan Menteri Luar Negeri Koichiro Gemba pada bulan Oktober 2011 lalu.