Pemerintah mengumumkan hasil investigasi terhadap pemancar pemandu pendaratan atau localizer yang merupakan subsistem dalam peralatan Instrument Landing System (ILS).
Localizer yang terdapat di ujung landasan pacu Bandara Internasional Muan lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air diketahui ada sebanyak 10 pilar serta puncak beton.
Selanjutnya, gundukan setinggi 2 meter yang menutupi beton, disebut sebagai penyebab kecelakaan Jeju Air. Dimana fasilitas localizer beton serupa ditemukan di sejumlah bandara domestik lainnya.
Berdasarkan hasil inspeksi di 13 bandara domestik, 8 localizer yang dibangun sama dengan localizer yang terdapat di Bandara Muan ditemukan di 6 bandara domestik seperti Bandara Gwangju, Yeosu, Pohang, dan Gyeongju.
Di Bandara Gimhae dan Sacheon, terdapat 2 struktur beton setinggi kurang dari 1 meter.
Kementerian Pertanahan dan Transportasi Korea Selatan menyatakan bahwa localizer serupa berisiko tinggi untuk bertabrakan dengan pesawat.
Setelah kecelakaan pesawat Jeju Air, kementerian tersebut memutuskan untuk memperbaiki peraturan terkait bahan pembangunan localizer di luar zona keselamatan.
Sementara itu, terkait pengambilan data black box pesawat Jeju Air diketahui bahwa rekaman suara pilot dan data penerbangan berhenti merekam 4 menit sebelum kecelakaan terjadi. Hal itu disebabkan oleh baterai cadangan yang tidak terpasang, untuk menyediakan pasokan listrik saat daya terputus di pesawat.
Kementerian tersebut juga menegaskan bahwa tidak ada baterai cadangan di 56 unit pesawat Jeju Air dari total 101 unit pesawat Boeing 737-800 yang beroperasi.