Presiden Yoon Suk Yeol yang telah resmi ditahan pada hari Minggu (19/01), tetap menolak permintaan dari Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) untuk pemeriksaan lanjutan terkait upaya pemberlakuan darurat militer 3 Desember.
Yoon telah diperintahkan oleh CIO untuk hadir dalam pemeriksaan yang berlangsung pada hari Senin (20/01) pukul 10:00 pagi, setelah ia tidak hadir dalam pemeriksaan di hari Minggu pukul 14:00.
Demikian tim penyidik CIO diketahui telah mempertimbangkan dengan serius upaya untuk membawa Yoon secara paksa ke kantor CIO, jika ia terus menolak perintah pemeriksaan.
Seorang pejabat CIO membuat pernyataan tersebut dalam konferensi pers pada hari Senin ini, dengan mengatakan Presiden Yoon terus menolak panggilan pemeriksaan sejak ia resmi ditangkap.
Pejabat itu melanjutkan bahwa pihaknya masih belum sepenuhnya mengesampingkan potensi untuk mengunjungi Yoon di Rumah Tahanan Seoul di Provinsi Gyeonggi-do, untuk menginterogasi Yoon secara langsung. Namun pihaknya tengah mengkaji untuk membawa paksa Yoon, mengingat perlunya untuk melakukan interogasi tatap muka.
CIO mengatakan bahwa Yoon akan tetap ditahan hingga hari Selasa (28/01) pekan depan, berdasarkan masa surat perintah penahanan praperadilan saat ini dan memperkirakan masa penahanan dapat diperpanjang hingga tanggal 7 Februari jika ada persetujuan pengadilan.
Akan tetapi, tim penyidik mengatakan perlunya konsultasi dengan pihak kejaksaan untuk melimpahkan kasus tersebut ke jaksa penuntut umum untuk pendakwaan.