Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan pada hari Jumat (24/01) bahwa 75,5 % dari 5.103 orang yang memiliki keluarga terpisah di Korea Utara tidak mengetahui nasib keluarga mereka.
Di antara keluarga terpisah di Korea Selatan, hanya 20,9% yang pernah mendapatkan kesempatan pertukaran dengan bentuk reuni, surat menyurat, pembicaraan via telepon, dan lainnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya 5% di antara seluruh keluarga terpisah yang terdaftar yang memiliki peluang untuk berkomunikasi dengan keluarganya di Korea Utara.
Sementara itu, 47,9% menjawab bahwa mereka tidak berniat untuk mengonfirmasi kabar terkait keluarganya di Korea Utara karena 91,9% keluarga di Korea Utara diperkirakan telah meninggal dunia akibat penuaan usia.
77,2% keluarga terpisah di Korea Selatan memilih 'konfirmasi nasib keluarga terpisah di Korea Utara' dan 'sistem pemberitahuan informasi kematian keluarga di Korea Utara kepada keluarga terpisah di Korea Selatan' sebagai kebijakan keluarga terpisah yang harus segera dilaksanakan.
Selain itu, 37,5% keluarga menjawab acara reuni keluarga terpisah harus digelar secara reguler, serta 18,2% menuntut penyediaan sistem pertukaran surat antarKorea.
Survei kali ini dilakukan kepada 5.103 orang dari 36.017 orang keluarga terpisah yang masih hidup melalui wawancara dengan kunjungan langsung sejak tanggal 23 September hingga 17 November tahun lalu.