Bank Investasi Global, Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tahun ini hanya akan mencapai 1,5%, karena dipengaruhi oleh penurunan ekspor dan lambatnya pemulihan konsumsi.
Perkiraan itu disampaikan dalam laporan 'Pertumbuhan Minimum' yang diumumkan pada 23 Januari lalu.
Selain perkiraan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tersebut, laporan itu juga berisikan analisis terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) riil Korea Selatan untuk kuartal keempat tahun lalu, yang diumumkan oleh Bank Sentral Korea (BOK) pada tanggal 23 Januari lalu.
Morgan Stanley mengatakan bahwa perkiraannya terhadap tingkat pertumbuhan PDB Korea Selatan tahun ini sebesar 1,5% disebabkan oleh ekspor yang memasuki siklus turun. Hal itu juga mencakup sentimen ekonomi yang tertekan dan perlambatan di semua sektor ekonomi, yang turut menghambat pemulihan konsumsi.
Ditambahkan, bahwa Korea Selatan akan menghadapi tantangan domestik dan internasional di masa mendatang.
Morgan Stanley juga mengatakan, bahwa hal positifnya adalah Presiden Trump tampak kurang agresif dibandingkan dengan skenario penerapan tarif universal, namun meningkatnya surplus perdagangan dengan AS dan kemungkinan perubahan kebijakan tarif di masa depan diperkirakan akan berdampak negatif pada prospek ekspor Korea Selatan di tengah siklus penurunan semikonduktor memori. Dimana hal itu akan menambah ketidakpastian.
Morgan Stanley juga mengatakan, pemerintah diperkirakan akan mendorong anggaran tambahan senilai 20 triliun won dengan kemungkinan besar bertujuan untuk membantu usaha kecil dan rumah tangga berpendapatan rendah dan berutang besar. Hal tersebut dinilai akan membuat pertumbuhan meningkat sebesar 0,01% poin dari akhir tahun ini ke tahun depan.
Morgan Stanley juga memperkirakan BOK akan menurunkan suku bunga bulan depan dan melanjutkan penurunan hingga kuartal keempat tahun ini, yang diperkirakan akan mendukung pemulihan konsumsi mulai akhir tahun.