Kementerian Pertanahan dan Transportasi bersama Biro Pemadam Kebakaran Korea Selatan pada hari Kamis (30/01) mulai melakukan investigasi untuk menyelidiki penyebab pasti kebakaran pesawat Air Busan.
Berdasarkan aturan dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, 10 personel dari Biro Penyelidikan dan Analisis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil (BEA) Prancis turut bergabung pada hari Jumat (31/01) untuk melakukan penyelidikan.
Komite Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara dan Kereta Api di bawah Kementerian Pertanahan dan Transportasi Korea Selatan memeriksa bagian dalam dan luar pesawat pada pukul 09:00 hari Jumat.
Namun proses investigasi penuh belum dapat dilakukan karena masih memerlukan persiapan prosedur keamanan atas potensi ledakan pesawat. Hal itu disebabkan karena pesawat Air Busan jenis Airbus A321 memiliki tangki bahan bakar di bagian tengah dan dua di sebelah sayap, dan bahan bakar sebanyak 16 ton masih tersimpan di dalam pesawat.
Oleh karena itu, Badan Investigasi Kecelakaan telah menganalisis dan mendiskusikan risiko ledakan lebih lanjut dengan tim dari Prancis, dengan fokus pada kondisi tangki bahan bakar, dan akan membuat pengumuman apakah bahan bakar tersebut akan dikeluarkan atau tidak pada hari ini.
Jika bahan bakar dikeluarkan, maka investigasi skala penuh di lokasi akan ditunda, karena dibutuhkan waktu setidaknya satu hari untuk mengeluarkan bahan bakar tersebut.
Hal itu dikarenakan perangkat yang memutar pompa bahan bakar untuk mengeluarkan bahan bakar hancur dalam kebakaran, dan bahan bakar pesawat harus dikeluarkan dengan cara lain.
Investigasi polisi atas kecelakaan tersebut, termasuk tuduhan kelalaian profesional terhadap maskapai dan apakah peraturan bagasi dilanggar, juga akan tertunda karena jadwal pemeriksaan forensik di lokasi kejadian.