Sejumlah maskapai Korea Selatan mulai memperketat pengawasan perangkat elektronik seperti power bank di dalam pesawat.

Tindakan tersebut diambil setelah insiden kebakaran di pesawat Air Busan di Bandara Gimhae belum lama ini.

Korean Air meningkatkan panduan bagi penumpang dan pelatihan awak kabin terkait respons kebakaran, serta tengah meninjau sejumlah langkah pencegahan dalam menyimpan power bank di kompartemen bagasi kabin.

Mereka berencana untuk menyediakan tas khusus untuk menyimpan baterai tambahan portabel di saku kursi penumpang, dan akan memperkuat pemantauan selama penerbangan.

Sementara itu, Asiana Airlines telah menerapkan larangan penyimpanan power bank di kompartemen bagasi kabin.

Selanjutnya, maskapai berbiaya rendah (LCC) T'way Air dan Eastar Air menginstruksikan penumpang untuk mengemas power bank dalam kantong plastik atau menutup terminal baterai dengan isolasi untuk mencegah hubungan arus pendek.

Langkah-langkah tersebut diterapkan karena adanya dugaan kuat yang menunjukkan api berasal dari power bank dalam bagasi di kompartemen kabin meskipun penyebab kebakaran Air Busan belum dikonfirmasi.

Namun, kebijakan itu tidak bersifat wajib karena belum ada peraturan yang melarang penyimpanan power bank di kompartemen bagasi kabin. 

Oleh karena itu, Kementerian Transportasi dan Pertanahan bersama industri penerbangan sedang mendiskusikan sejumlah regulasi dan berencana untuk mengumumkan Rencana Inovasi Keselamatan Penerbangan pada bulan April mendatang.