Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yul dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio akan bertemu untuk pertama kali setelah pelantikan pemerintahan Trump, di sela-sela gelaran Konferensi Keamanan Munich (MSC) di Jerman pada hari Sabtu (15/02) mendatang.
Pertemuan tersebut diperkirakan akan menjadi peluang emas untuk mendengarkan inisiatif pemerintahan Trump di bidang ekonomi dan keamanan, termasuk menjelaskan pernyataan Korea Selatan selain pembahasan terkait aliansi Korea Selatan dan AS, masalah nuklir Korea Utara, kerja sama ekonomi, dan lain sebagainya.
Kedua menteri itu diprediksi akan menegaskan kembali penguatan aliansi bilateral dalam periode kedua pemerintahan Trump.
Koordinasi kebijakan terhadap Korea Utara untuk denuklirisasi lengkap akan menjadi agenda utama, karena kebijakan pemerintahan Trump terhadap Korea Utara sejauh ini belum ditetapkan. Sehingga Menteri Cho akan menjelaskan sikap Korea Selatan agar pernyataan Seoul dapat diterapkan dalam kebijakan itu secukupnya.
Sehubungan dengan pengenaan tarif sebesar 25% pada impor baja dan aluminium serta perkiraan pengenaan tarif 'resiprokal', Menteri Cho berupaya untuk membahas langkah untuk meminimalkan pengaruh buruk terhadap Korea Selatan.
Meski demikian, di sisi lain terdapat pandangan pesimis atas pertemuan tersebut, karena kedua pihak sulit untuk berdialog mengenai berbagai isu hanya dalam waktu singkat yakni sekitar 30 menit.
Sementara itu di hari yang sama, pertemuan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, AS, dan Jepang juga akan digelar di Munich untuk membahas langkah pengembangan kerja sama tiga negara, masalah nuklir Korea Utara, serta kerja sama di bidang ekonomi dan keamanan.
Selanjutnya, meskipun Menteri Luar Negeri China, Wang Yi juga akan hadir dalam pertemuan MSC, namun pertemuan bilateral antara Korea Selatan dan China tidak akan digelar.