Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yul, mengungkapkan bahwa dukungan militer dari Korea Utara kepada Rusia telah memicu eskalasi dan memperpanjang perang di Ukraina.
Menteri Cho menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Minggu (16/02) selama sesi diskusi panel mengenai keamanan Asia-Eropa di Konferensi Keamanan Munich ke-61 yang resmi dibuka di Jerman pada hari Sabtu (15/02) waktu setempat.
Mengutip pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina, Cho menyebut bahwa sebelumnya tidak pernah terjadi kehadiran pasukan Asia dalam medan perang di benua Eropa atas permintaan negara Eropa.
Ia menambahkan, bahwa keterlibatan Korea Utara dalam perang Ukraina telah mempengaruhi dinamika geopolitik global. Dimana perang di Ukraina itu semakin mejadi buruk dan panjang, yang juga turut menimbulkan ancaman keamanan yang signifikan, tidak hanya di benua Eropa namun juga di kawasan Indo-Pasifik dan wilayah lainnya.
Menteri Cho memaparkan bahwa sebagai imbalan atas dukungan militernya, rezim Pyongyang justru tengah berupaya untuk mendapatkan bantuan militer dari Rusia dalam meningkatkan kemampuannya yang dapat mengancam Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara lain.
Adapun dalam diskusi tersebut turut hadir Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya dan Menteri Pertahanan Selandia Baru, Judith Collins, yang juga menekankan perlunya kelanjutan koordinasi antara NATO dan negara-negara mitra di kawasan Indo-Pasifik, mengingat ancaman yang dipicu oleh kerja sama militer Pyongyang dan Moskow terhadap regionalnya.