Kementerian Pendidikan Korea Selatan pada hari Selasa (18/02) mengumumkan langkah lanjutan terkait kasus kematian murid sekolah dasar di Daejeon yang dibunuh oleh gurunya.

Pemerintah membuat Undang-Undang yang diberi nama yang sama dengan korban, yakni Kim Ha-neul, atau 'Undang Undang Haneul' yang akan diberlakukan agar otoritas pendidikan segera memberhentikan atau memecat guru dari jabatannya jika dianggap tidak layak untuk melaksanakan tugas akibat gangguan mental. 

UU tersebut juga berisikan regulasi untuk memisahkan guru yang tidak melaksanakan tugasnya dengan normal atau menunjukkan sikap agresif akibat penyakit mental dari para murid sesuai dengan kewenangan kepala sekolah. 

Ketika memisahkan guru secara mendadak, hal tersebut harus lebih dulu dilaporkan ke Dinas Pendidikan, namun langkah untuk memisahkannya dapat dilaksanakan dalam situasi darurat sebelum dilaporkan ke Dinas Pendidikan. 

Kementerian Pendidikan membentuk 'komite kelayakan guru' untuk mengevaluasi serta menemukan guru yang tidak layak dalam menjalankan tugas, dan kemudian akan memberikan instruksi untuk diberhentikan, dipecat atau mendapatkan perawatan psikologis. 

Lebih lanjut, pemerintah akan menyediakan proses baru untuk mengonfirmasi kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya secara normal atau kondisi jiwa guru ketika guru yang bermasalah kembali dipekerjakan.  

Selain itu, pihaknya akan memberikan bantuan konsultasi atau perawatan terhadap guru setelah melakukan tes melalui alat skrining piskologis yang dikembangkan pada bulan Oktober tahun lalu, selain memperketat tindakan keamanan sekolah seperti pemasangan kamera CCTV di koridor, tangga, ruang kelas, dan sebagainya. 

Untuk keselamatan siswa kelas 1 dan 2 SD yang mengikuti program pasca sekolah, tenaga khusus langsung akan mengantarkan mereka kepada wali murid.

Sementara itu Kementerian Pendidikan tengah mempertimbangkan langkah untuk melakukan tes kelayakan dari tahap pelatihan guru dan pengangkatannya. 

Menteri Pendidikan Lee Joo-ho mengatakan bahwa pemerintah berupaya keras untuk menjamin lingkungan sekolah yang aman, dan juga menyediakan langkah lanjutan yang praktis setelah menerima pandangan dari pakar, orang tua, serta badan guru, agar kasus serupa tidak terulang kembali.

Sebelumnya seorang guru menikam seorang siswa sekolah dasar di pusat kota Daejeon pada hari Senin (10/02), dan mengatakan kepada polisi bahwa ia melakukan hal tersebut setelah merasa kesal karena ia tidak diperbolehkan mengajar oleh pihak sekolah.