Platform pertukaran kripto (crypto exchange) populer, Bybit yang mengalami peretasan besar-besaran dengan kehilangan aset digital senilai lebih dari 1,4 miliar dolar AS oleh kelompok peretas Korea Utara, Lazarus, telah mengumumkan perang terhadap kelompok tersebut dan memulai upaya pelacakan dana yang dicuri.
Sebagai upaya untuk memulihkan aset digital yang dicuri, Bybit meluncurkan recovery bounty program atau program hadiah pemulihan.
Menurut media khusus mata uang kripto, CoinDesk, CEO Bybit, Ben Zhou, mengumumkan melalui media sosialnya pada hari Selasa (25/02) waktu setempat, bahwa ia telah meluncurkan situs bounty program pertama untuk secara transparan dan sepenuhnya mengungkap aktivitas pencucian dana yang dilakukan oleh kelompok Lazarus.
CEO Zhou menuturkan bahwa dana yang dicuri dapat dilacak karena pengguna dapat menghubungkan dompet mata uang kripto mereka ke situs web. Selanjutnya ia mengatakan bahwa jika dana berhasil dibekukan berdasarkan informasi yang diberikan oleh pelanggan, maka 5% dari jumlah yang dibekukan akan diberikan sebagai imbalan atau hadiah.
Tim khusus akan terus mengelola dan memperbarui situs bounty program Lazarus tersebut, dengan menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti hingga Lazarus atau pelaku jahat di industri mata uang kripto benar-benar lenyap.
Saat ini, situs web tersebut sedang melacak sebanyak 6.338 alamat dompet yang berhubungan dengan kelompok Lazarus, sementara sekitar 42,3 juta dolar, yakni 3% dari dana yang diretas telah dibekukan.
Sebelumnya, Bybit yang berbasis di Dubai mengonfirmasi pada hari Minggu (23/02) bahwa telah terjadi peretasan aset kripto senilai 1,46 miliar dolar pada tanggal 21 Februari, yang disebut-sebut menjadi kasus pencurian kripto terbesar dalam sejarah. Serangan tersebut diduga kuat dilakukan oleh kelompok Lazarus.