Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok mengungkapkan semangat persatuan, dimana rakyat Korea bersatu demi tujuan yang lebih besar, dan merupakan salah satu intisari yang penting dari Gerakan Kemerdekaan 1 Maret.

Dalam upacara peringatan Hari Gerakan Kemerdekaan 1 Maret ke-106 pada hari Sabtu (01/03), Choi mengatakan bahwa saat ini, konflik dan perpecahan tampaknya semakin mendalam di berbagai aspek masyarakat Korea Selatan. 

Ia melanjutkan bahwa jika negaranya tidak dapat mengatasi perpecahan dan ketegangan sosial yang semakin memburuk, maka keajaiban demokrasi dan industrialisasi hanya akan menjadi sia-sia, seperti 'istana pasir'. 

Penjabat presiden itu kembali menegaskan perlunya persatuan nasional untuk mengatasi krisis saat ini dan untuk membangun negara yang dapat dibanggakan oleh generasi mendatang.

Choi menyerukan terciptanya budaya toleransi dan kerja sama, dengan menegakkan hukum dan prinsip yang benar, demi mewujudkan masyarakat yang adil, dimana setiap orang saling menghormati dan hidup berdampingan.

Selanjutnya ia mengimbau perlunya perekonomian yang kuat sebagai landasan persatuan, seraya berjanji untuk mempercepat upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Choi juga menegaskan komitmennya untuk mempertahankan kesiapan militer secara penuh berdasarkan aliansi Korea Selatan dan AS, untuk secara tegas mencegah provokasi Korea Utara.

Tidak hanya itu, ia pun menyampaikan harapannya untuk membuka babak baru dalam hubungan Korea Selatan dan Jepang, karena kerja sama kedua negara sangat diperlukan untuk merespons secara efektif situasi internasional yang semakin kompleks.