Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk merevisi sistem visa termasuk penyediaan visa baru "top-tier" untuk menarik tenaga kerja dari luar negeri.

Dalam sidang Komisi Kebijakan WNA ke-30 yang dipimpin oleh Penjabat Presiden Choi Sang-mok pada hari Rabu (05/03), pemerintah membahas sistem visa, langkah perbaikan pendidikan untuk integritas sosial, dan lainnya bersama pemeriksaan rencana pelaksanaan kebijakan WNA pada tahun ini. 

Sebagai hasilnya, pemerintah membuat visa baru yakni "top-tier" untuk menarik tenaga kerja di bidang industri canggih yang mencakup bioteknologi, robot, semikonduktor, baterai sekunder, dan lainnya. 

WNA yang berhasil mendapat gelar sarjana dan master dari 100 universitas terbaik di dunia, WNA yang telah bekerja selama 8 tahun, termasuk 3 tahun di 500 perusahaan terbaik di dunia, dan WNA yang bekerja di perusahaan teknologi canggih dalam negeri Korea Selatan dengan gaji tahunan 140 juta won dapat berkesempatan untuk menerima visa "top-tier" tersebut.

Setelah tiga tahun, pemegang visa itu bisa mengajukan permohonan izin tinggal permanen, dan keluarganya juga dapat menerima visa jenis F-2 yang membuat mereka dapat bekerja dengan bebas.

Pemerintah menjelaskan bahwa pihaknya akan memberikan kemudahan dari segi perpajakan, pendidikan, dan perumahan sesuai dengan program dukungan tenaga kerja unggul dari luar negeri di bidang industri canggih, yaitu K-Tech Pass.

Di samping visa untuk tenaga kerja industri canggih, visa bagi kalangan muda luar negeri juga disediakan dengan baru agar mereka dapat merasakan dan mengalami budaya Korea atau bekerja sebagai pekerja magang. 

Sementara itu, pemerintah juga membahas pelanggaran HAM tenaga kerja asing, langkah untuk melatih perawat asing, dan lain sebagainya.