Makanan instan Korea Selatan seperti ramyeon dan tteokbokki menjadi produk makanan Korea yang paling banyak diekspor pada tahun lalu. Hal itu disebabkan karena dorongan dari gelombang budaya Korea, Hallyu.
Kamar Dagang dan Industri Korea (KCCI), pada hari Kamis (06/03) mengatakan bahwa hasil analisis dari Korea Trade Statistics Promotion Institute menyatakan ramyeon mencatatkan ekspor tertinggi di antara produk makanan Korea alias K-Food dengan nilai mencapai 1,36 miliar dolar AS.
Selain itu, makanan instan seperti gimbap dan tteokbokki mencapai 980 juta dolar AS, minuman senilai 940 juta dolar AS, makanan kesehatan seperti probiotik dan ginseng merah senilai 820 juta dolar AS, bumbu masak senilai 650 juta dolar AS, serta rumput laut berbumbu senilai 630 juta dolar AS
Amerika Serikat menjadi negara pengimpor terbesar makanan Korea, diikuti oleh China dan Jepang. Sepuluh tahun lalu, China menempati posisi pertama, namun kini digantikan oleh AS.
Selama satu dekade terakhir, ekspor makanan Korea meningkat dari 3,51 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 7,02 miliar dolar AS pada 2023, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 8%.
Secara spesifik, ramyeon mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan mencapai 20,1% per tahun, diikuti oleh makanan kesehatan 11,9% dan rumput laut berbumbu 11,3%.
KCCI menjelaskan bahwa tren tersebut didorong oleh popularitas Hallyu dan meningkatnya kesadaran konsumen global akan kesehatan.
Ditambahkan, bahwa pandemi COVID-19 juga meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan memperkuat persepsi positif terhadap makanan Korea seperti rumput laut sebagai makanan sehat.