Pemerintah Korea Selatan telah memulai negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) mengenai penerapan tarif sebesar 25% untuk impor produk baja dan aluminium Korea Selatan.
Kepala Divisi Negosiasi Perdagangan Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea, Cheong In-kyo melakukan kunjungan ke AS selama dua hari mulai Kamis (13/03) untuk melakukan pertemuan dengan pejabat tinggi AS.
Pertemuan itu bertujuan untuk menyampaikan pendapat Korea Selatan terkait penerapan tarif 25% terhadap bahan baku dan komponen dari baja serta aluminium, yang telah diterapkan AS mulai 12 Maret.
Cheong mengatakan bahwa pihaknya akan menunjukkan kepada AS bahwa Korea Selatan adalah negara mitra yang paling sesuai dengan kebijakan keamanan ekonomi AS, serta bernegosiasi dengan Perwakilan Perdagangan AS (USTR) agar sanksi ekonomi terhadap Korea dapat diminimalkan.
Jika tarif 25% diterapkan, maka diperkirakan biaya yang harus ditanggung oleh industri baja Korea Selatan mencapai sekitar 1,2 triliun won serta industri kecil dan menengah yang terkait dengan sektor tersebut juga akan terdampak.
Akan tetapi, terdapat pandangan yang menyebut bahwa hilangnya kuota 2,63juta ton baja bebas tarif yang sebelumnya membatasi ekspor ke AS bisa menjadi kesempatan baru bagi Korea Selatan.
Sementara itu Kementerian Perdagangan pada hari Kamis (13/03) mengadakan pertemuan dengan pihak industri baja untuk menyusun langkah-langkah tanggapan terkait masalah tersebut dan berencana untuk mengeluarkan rencana tindakan pada bulan ini.
Pemerintah juga akan melanjutkan pembicaraan dengan AS terkait penerapan tarif timbal balik yang dijadwalkan akan mulai berlaku pada 2 April mendatang.