Kementerian Strategi dan Keuangan Korea Selatan menilai bahwa peningkatan ekspor menghadapi stagnasi, dan sentimen ekonomi juga merosot akibat peningkatan ketidakpastian ekonomi baik di dalam maupun luar negeri.
Dalam laporan kecenderungan ekonomi 'Green Book' edisi bulan Maret yang dirilis pada hari Jumat (14/03), pemerintah menyatakan bahwa pemulihan permintaan domestik di bidang konsumsi, investasi untuk konstruksi, dan lainnya mengalami perlambatan, dimana perekrutan tenaga kerja juga mengalami ketersendatan.
Ekspor di bulan Februari mengalami peningkatan 1% dibandingkan satu tahun sebelumnya karena peningkatan hari pekerjaan, namun nilai ekspor rata-rata per hari berdasarkan hari kerja justru menurun sebesar 5,9%.
Secara khusus ekspor di bidang semikonduktor, produk minyak bumi, dan lainnya mengalami penurunan.
Sentimen konsumen pada bulan Februari mencapai 95,2 poin dengan naik 4 poin dibandingkan bulan sebelumnya, namun sentimen perusahaan turun 0,6 poin.
Prediksi terhadap kondisi ekonomi pada saat ini dan masa depan juga tidak baik.
Sementara itu, jumlah orang yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 136 ribu orang dari bulan yang sama tahun lalu. Namun meski demikian, jumlah pekerja di bidang industri manufaktur menurun 74 ribu orang, konstruksi 167 ribu orang, dan eceran serta grosiran 65 ribu orang.
Pemerintah menyatakan bahwa risiko geopolitik tetap berlanjut di bidang ekonomi global akibat kebijakan tarif Amerika Serikat, sehingga pihaknya akan berupaya keras untuk menangani perubahan lingkungan perdagangan dan mendukung sektor ekspor.