Terdapat lebih dari 300 ribu warga negara asing (WNA) tinggal di Korea Selatan dengan visa E-9 untuk pekerja non-profesional, dan sebagian besar bekerja di industri pertambangan dan manufaktur.
Badan Statistik Nasional Korea mengumumkan pada hari Selasa (18/03) terkait hasil survei tahun 2024 tentang pekerja imigran, berdasarkan "Survei tentang Kondisi Hidup dan Tenaga Kerja Imigran" yang dirilis pada bulan Desember.
Tahun lalu, terdapat 1,5 juta WNA di Korea Selatan, dengan 303 ribu orang di antaranya bekerja di bidang non-profesional. Jumlah tersebut melampaui angka 300 ribu orang untuk pertama kali.
Dari total tersebut, 80,5% pekerja dengan izin kerja non-profesional bekerja di bidang pertambangan dan manufaktur, 14,4% di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta 3% di bidang konstruksi.
Pekerjaan di bidang pertambangan dan manufaktur juga merupakan yang tertinggi di antara tenaga profesional yakni sebesar 50,5%. Dimana 34,4% imigran yang menikah, 32,7% penduduk tetap, dan 31,3% warga Korea di luar negeri yang bekerja di sektor tersebut.
Untuk mahasiswa internasional dan pemegang visa "kerja dan kunjungan", sektor grosir dan eceran menyumbang proporsi tertinggi yakni sebesar 75,9%, sementara bisnis penginapan dan restoran sebesar 31,4%.
Sekitar 51,2% pekerja asing menerima upah bulanan rata-rata antara 2 juta dan 3 juta won, sementara 37,1% menerima lebih dari 3 juta won. Sebanyak 37% lainnya, terutama mereka yang memiliki izin tinggal tetap dan warga Korea di luar negeri, memperoleh gaji lebih dari 3 juta won.
Sementara itu bagi mereka yang mengatakan mengalami diskriminasi menyumbang 17,4% dari total responden, dengan 27,7% mahasiswa internasional menyebutkan hal yang sama. Diskriminasi juga dialami oleh 23,7% profesional, 22,3% imigran yang menikah, dan 11,5% non-profesional.
Dalam kasus karyawan non-profesional, kemahiran berbahasa Korea merupakan alasan paling umum terjadinya diskriminasi.
Kepala Badan Statistik Nasional Korea, Lee Hyoung-il berharap data tersebut akan digunakan secara aktif untuk menganalisis kehidupan WNA di Korea Selatan dan membantu menetapkan kebijakan imigrasi yang terkait dengan populasi, masyarakat, dan ekonomi dalam negeri.