Latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS), 'Freedom Shield' (FS), berakhir pada hari Kamis (20/03).
Latihan yang berlangsung sejak tanggal 10 Maret itu mencakup operasi pusat kendali gabungan Korea Selatan dan AS, partisipasi anggota Komando PBB, serta 51 latihan manuver lapangan gabungan.
FS kali ini menerapkan skenario realistis dengan mempertimbangkan kerja sama militer Korea Utara dan Rusia serta perubahan strategi dan taktik militer Korea Utara.
Latihan itu juga mencakup berbagai domain, termasuk ruang angkasa, siber, dan elektromagnetik.
Komando Strategis dan Komando Armada Manuver yang baru dibentuk pada Oktober tahun lalu turut ikut FS untuk pertama kalinya.
Selain itu, latihan juga melibatkan latihan respons terhadap informasi palsu, simulasi serangan teroris menggunakan drone terhadap fasilitas penting nasional, serta 238 latihan pertahanan terpadu yang meniru skenario ledakan dan kebakaran di fasilitas umum.
Ketua Kepala Staf Gabungan, Kim Myung-soo menyatakan bahwa mereka telah membahas dampak kerja sama militer Korea Utara dan Rusia terhadap keamanan serta langkah-langkah kerja sama Korea Selatan dan AS untuk stabilitas dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Sementara itu, Korea Utara menembakkan rudal dan mengeluarkan pernyataan kecaman pada awal FS, tetapi tidak memberikan pernyataan lebih lanjut maupun melakukan aksi unjuk kekuatan tambahan lagi.