Penjabat Presiden Han Duck-soo mengkhawatirkan tarif bea masuk yang dikenakan oleh pemerintah AS dapat berdampak besar pada industri otomotif Korea Selatan. Han kemudian menyampaikan komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan perlindungan khusus bagi perusahaan dalam negeri.
Dalam pertemuan dengan para pemimpin enam organisasi ekonomi yang digelar di kantor Perdana Menteri pada hari Kamis (27/03), Han menegaskan bahwa pemerintah akan menjalin komunikasi dengan pemerintah AS demi meminimalkan dampak yang dapat ditimbulkan dari kebijakan tarif AS, dengan memanfaatkan seluruh jaringan yang dimiliki, baik dari sektor publik maupun swasta.
Selain itu, Han menyampaikan komitmen untuk mendukung stabilitas operasional dan investasi perusahaan dengan mendengarkan opini dari para pelaku bisnis dan mengambil tindakan yang diperlukan dengan cepat.
Mengenai kondisi ekonomi dalam negeri, Han menganalisis bahwa meningkatnya ketidakpastian dalam lingkungan perdagangan global, persaingan ketat dengan negara lain dalam hal teknologi, serta situasi politik dalam negeri yang tidak stabil dan lesunya konsumsi domestik menjadi tantangan besar bagi perekonomian Korea Selatan.
Ia juga menyoroti bahwa tarif bea masuk global yang dipicu oleh kebijakan tarif timbal balik AS yang akan berlaku mulai 2 April mendatang semakin memperburuk situasi ekonomi Korea Selatan.
Han menekankan bahwa semangat inovasi dan keberanian para pengusaha sangat diperlukan dalam menghadapi krisis tersebut kemudian meminta kerja sama erat antara sektor publik dan swasta agar bersama-sama untuk mengatasi tantangan yang ada.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri Korea Chey Tae-won, Ketua Federasi Pengusaha Korea Sohn Kyung-shik, dan sejumlah pihak terkait lainnya.