Keuangan pemerintah Korea Selatan mencatat defisit sebesar 17,9 triliun won hingga Februari 2025.

Menurut "Tren Fiskal Bulanan" edisi April yang dirilis oleh Kementerian Strategi dan Keuangan pada 10 April, penerimaan pajak nasional mencapai 61 triliun won, meningkat 2,9 triliun won dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Kenaikan itu sebagian besar berasal dari pajak penghasilan, pajak keuntungan modal, dan pajak perusahaan. 

Pendapatan non-pajak juga naik 3,7 triliun won menjadi 9,2 triliun won, terutama berkat surplus dari Bank Sentral Korea.

Total pendapatan pemerintah tercatat sebesar 103 triliun won, dengan tingkat progres 15,8%, turun 0,1 poin persentase dari tahun sebelumnya. 

Sementara itu, total pengeluaran mencapai 116,7 triliun won, turun 10,5 triliun won dibandingkan tahun lalu.

Indikator yang menunjukkan kondisi penanganan anggaran negara, neraca fiskal manajemen, mengalami defisit senilai 17,9 triliun won. 

Neraca fiskal terpadu, termasuk dana jaminan sosial seperti dana pensiun nasional, juga mencatat defisit 13,7 triliun won.

Direktur Kesehatan Fiskal Kementerian Keuangan, Hwang Hee-jung menjelaskan bahwa anggaran tahun 2025 memang dirancang defisit dan surplus pada Januari terjadi karena pendapatan pajak perusahaan meningkat secara tidak biasa, dan penurunan pengeluaran disebabkan oleh berkurangnya hari kerja serta perubahan pada sistem pembiayaan dana perumahan.

Sementara, penerbitan obligasi negara pada bulan Maret mencapai 20,7 triliun won.

Jumlah penerbitan kuartal pertama sebesar 60,3 triliun won, sekitar 30,5% dari batas tahunan.