Korea Selatan secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Suriah, yang sejauh ini dikenal sebagai sekutu dekat tradisional Korea Utara.

Menteri Luar Negeri, Cho Tae-yul, yang tengah melakukan perjalanan ke Damaskus, Suriah menandatangani perjanjian dengan mitranya dari Suriah, Menteri Luar Negeri Asaad al-Shaibani, untuk menjalin hubungan diplomatik antara kedua negara pada Kamis (10/04) waktu setempat. 

Kementerian Luar Negeri di Seoul memaparkan bahwa kunjungan langsung Cho tae-yul untuk menandatangani perjanjian pembentukan hubungan diplomatik tersebut merupakan hal yang istimewa, dan mencerminkan pentingnya makna diplomatik dengan negara yang selama ini menjaga jarak dengan Korea Selatan karena kedekatannya dengan Korea Utara.

Pada Desember tahun lalu, rezim diktator Bashar al-Assad di Suriah runtuh, disusul oleh pembentukan pemerintahan transisi dan perubahan dalam kebijakan luar negeri. 

Dengan alasan tersebut, pemerintah Seoul mengirim delegasi ke Suriah pada bulan Februari lalu untuk mendorong pembentukan hubungan diplomatik, yang akhirnya diselesaikan dalam kurun waktu dua bulan.

Korea Selatan berencana untuk terlebih dahulu memberikan bantuan kemanusiaan kepada Suriah berupa obat-obatan dan beras. Selanjutnya pemerintah juga akan membagikan pengalaman pembangunan Korea dalam proses rekonstruksi nasional Suriah.

Sebelumnya Suriah merupakan negara anggota PBB terakhir, selain Korea Utara, yang belum menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Selatan.