Tingginya ketidakpastian di dalam dan luar negeri membuat Bank Sentral Korea (BOK) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 2,75% per tahun karena volatilitas nilai tukar yang meningkat tajam belakangan ini dan perlunya mengamati lebih lanjut tren peningkatan kredit rumah tangga.
Tidak hanya itu, BOK memproyeksikan bahwa target pertumbuhan tahunan yang ditetapkan sebelumnya sulit tercapai. Menanggapi hal ini BOK menyatakan, tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa perekonomian mengalami pertumbuhan negatif secara tipis selama kuartal pertama, dari Januari hingga Maret tahun ini.
Awalnya, BOK memperkirakan pertumbuhan 0,2% pada kuartal pertama, tapi kini menilai bahwa target tersebut pun sulit dicapai. Angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama secara resmi akan diumumkan pada tanggal 24 April.
Selain itu, BOK memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi tahunan untuk tahun ini juga akan berada di bawah target awal sebesar 1,5%. Artinya, meskipun pelemahan konsumsi domestik diperkirakan akan sedikit membaik, pertumbuhan ekspor diprediksi akan melambat karena ketidakpastian dalam kondisi perdagangan global.
Untuk inflasi, BOK memperkirakan akan relatif stabil. Meskipun kenaikan nilai tukar won terhadap dolar AS dapat mendorong inflasi, turunnya harga minyak dunia serta lemahnya konsumsi diperkirakan akan menjaga tingkat inflasi tetap stabil di kisaran 2%.
Tingkat inflasi konsumen tahunan tahun ini juga diperkirakan tidak akan jauh berbeda dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,9%.