Kebijakan peningkatan kuota mahasiswa kedokteran yang dilaksanakan oleh mantan Presiden Yoon Suk Yeol dibatalkan setelah satu tahun diterapkan.
Hal ini diumumkan secara resmi oleh Kementerian Pendidikan Korea Selatan. Jumlah penerimaan mahasiswa kedokteran untuk tahun ajaran 2025 sebanyak 3.058 orang, sama seperti sebelum kebijakan penambahan kuota diterapkan.
Menteri Pendidikan Lee Ju-ho, dalam konferensi pers pada Kamis (17/04) menuturkan, meskipun peningkatan kuota tetap diperlukan, namun keputusan pembatalan penambahan kuota harus diambil untuk menghilangkan ketidakpastian dalam penerimaan perguruan tinggi tahun depan.
Ia menambahkan dengan mempertimbangkan jadwal penerimaan perguruan tinggi, kini saatnya untuk menetapkan kuota mahasiswa kedokteran untuk tahun ajaran 2026 dan fokus pada pendidikan.
Menteri pendidikan juga menyerukan mahasiswa kedokteran yang sebelumnya menolak mengikuti kuliah, kini harus mendaftarkan diri supaya kembali ke kampus dan mengikuti kuliah.
Sebelumnya, para rektor dari 40 universitas yang memiliki fakultas kedokteran di seluruh negeri juga menyampaikan kepada pemerintah bahwa pencabutan kebijakan peningkatan kuota adalah prioritas untuk mendorong mahasiswa kembali berkuliah.
Untuk memberikan dasar hukum atas keputusan itu, pemerintah akan merevisi Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Pendidikan Tinggi.
Jika mahasiswa tidak kembali ke kampus setelah pengumuman disampaikan, kemungkinan besar tindakan disiplin seperti penahanan nilai akan dilakukan di masing-masing universitas. Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini tidak akan ada kebijakan fleksibilitas akademik yang membuat mahasiswa menghindari sanksi.
Sementara itu, kuota penerimaan mahasiswa kedokteran mulai tahun ajaran 2027 dan seterusnya akan ditetapkan berdasarkan revisi Undang-Undang Dasar Pelayanan Kesehatan.