Perekonomian Korea Selatan mencatat pertumbuhan negatif di kuartal pertama di tengah lesunya permintaan domestik dan investasi.
Bank Sentral Korea (BOK) pada hari Kamis (24/04) memaparkan data estimasi awal PDB riil kuartal I 2025. Produk Domestik Bruto (PDB) riil Korea Selatan mengalami penurunan sebesar 0,2 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Padahal sebelumnya diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 0,2 persen.
Pada tahun lalu, perekonomian Korea Selatan menyusut 0,2 persen pada kuartal kedua dan tumbuh tipis di 0,1 persen pada kuartal ketiga dan keempat.
Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 1960, pertumbuhan selama empat kuartal berturut-turut tidak melebihi 0,1 persen.
Berdasarkan kategori pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah masing-masing menurun sebesar 0,1 persen.
Ekspor menurun 1,1 persen akibat penurunan pada produk kimia, mesin, dan peralatan, sementara impor turun sebesar 2,0 persen, terutama pada barang-barang energi seperti minyak mentah dan gas alam.
Dilihat dari sisi aktivitas ekonomi, sektor manufaktur turun sebesar 0,8 persen dan sektor konstruksi turun 1,5 persen.
Hal ini berbanding terbalik dengan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang naik sebesar 3,2 persen dan sektor penyediaan listrik, gas, dan air naik sebesar 7,9 persen.
Pendapatan Domestik Bruto Riil pada kuartal pertama juga menurun sebesar 0,4 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, lebih rendah dari pertumbuhan PDB riil sebesar yang melemah 0,2 persen.