SK Telecom (SKT) menyatakan hari Selasa (29/04) bahwa stok kartu SIM yang mereka miliki tidak memadai, sehingga pihaknya akan menerapkan metode 'format kartu SIM' mulai pertengahan bulan Mei mendatang.
Menurut SKT, apabila melakukan format kartu SIM, pelanggan bisa melindungi informasi pribadi tanpa mengganti kartu SIM dengan yang baru.
Metode format kartu SIM tidak membutuhkan pemasangan ulang aplikasi di telepon genggam masing-masing pengguna, sehingga memudahkan pengguna. Namun, para pelanggan tetap harus mengunjungi kantor operator SKT untuk memformat kartu SIM.
Menurut SKT, pihaknya tengah mengembangkan teknologi terkait, dan juga akan memperbaiki layanan perlindungan kartu SIM. Nantinya layanan perlindungan SIM juga akan bisa digunakan bersama layanan roaming luar negeri.
Jumlah reservasi online untuk penggantian kartu SIM hari Senin (28/04) lalu mencapai 3.820.000 unit. Sementara hingga hari Selasa (30/04), jumlah pelanggan yang berlangganan dengan 'layanan perlindungan kartu SIM' diperkirakan akan melampaui 10 juta orang.
Akibat insiden peretasan SKT tanggal 18 April lalu, 25 jenis data terkait kartu SIM pelanggan SKT dibocorkan.