Tim jaksa khusus yang menyelidiki insiden darurat militer 3 Desember akan meminta pertanggungjawaban Pusat Penahanan Seoul karena gagal membawa mantan Presiden Yoon Suk Yeol untuk diinterogasi pada hari Senin (14/07).
Pada konferensi pers hari Selasa (15/07), asisten penasihat Park Ji-young mengatakan bahwa timnya telah menyelidiki alasan petugas pemasyarakatan yang gagal melaksanakan tugas mereka yaitu memaksa Yoon hadir dalam interogasi.
Mantan presiden tersebut seharusnya menjalani dua kali interogasi oleh tim jaksa khusus sebelum ditahan pada Kamis (10/07) lalu. Namun Yoon tidak hadir pada pemeriksaan hari Jumat (11/07) dan Senin (14/07) dengan alasan kesehatan.
Meskipun tim meminta kerja sama dari pusat penahanan untuk mengirim Yoon ke Kantor Kejaksaan Tinggi Seoul untuk diinterogasi pada pukul 15.30 Senin, dan sekali lagi pada pukul 14.00 Selasa, pihak pusat penahanan menolak dengan alasan sulit untuk memaksa mantan presiden yang tidak mau keluar dari selnya.
Tim khusus mengatakan bahwa Yoon diduga menolak untuk bekerja sama karena penasihat hukumnya belum secara resmi menyatakan sikap terkait interogasi tersebut.
Asisten penasihat hukum mengatakan bahwa para penyelidik juga sedang mempertimbangkan apakah akan mendakwa mantan presiden itu tanpa memperpanjang penahanannya.