Nilai ekspor mobil listrik Korea Selatan pada bulan Juni meningkat lebih dari 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun jumlah ekspor mobil ke Amerika Serikat menurun sebesar 16 persen akibat penerapan tarif sebesar 25 persen untuk produk otomotif.
Hal ini tertuang dalam laporan “Tren Industri Otomotif Juni 2025” yang dirilis Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Energi Korea Selatan pada Kamis (17/07).
Menurut laporan tersebut, nilai total ekspor mobil pada bulan lalu mencapai 6,34 miliar dolar AS, meningkat 2,3 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah untuk ekspor mobil di bulan Juni.
Kinerja ekspor kendaraan ramah lingkungan menunjukkan pertumbuhan yang menonjol. Nilai ekspor mobil listrik pada bulan lalu tercatat sebesar 780 juta dolar AS, naik 11,2 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Ini menandai kembalinya tren kenaikan sejak Januari tahun lalu.
Di sisi lain, nilai ekspor kendaraan ramah lingkungan yang mencakup mobil hibrida dan mobil hidrogen meningkat 18,6 persen secara tahunan, mencapai 2,2 miliar dolar AS. Angka ini menjadi rekor tertinggi ekspor bulanan selama tiga bulan berturut-turut.
Berdasarkan wilayah, ekspor ke AS yang menyumbang sekitar setengah dari total ekspor mobil Korea Selatan, mengalami penurunan tajam. Pada bulan lalu, nilai ekspor ke AS tercatat sebesar 2,69 miliar dolar, anjlok 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski ekspor ke AS menurun, peningkatan signifikan terjadi ke wilayah Uni Eropa dan kawasan yang Asia berhasil mendorong kenaikan total ekspor kendaraan. Secara khusus, ekspor ke Uni Eropa melonjak 32,6 persen menjadi 760 juta dolar AS, mencatat tren pertumbuhan selama tiga bulan berturut-turut.
Ekspor ke kawasan Asia tercatat sebesar 620 juta dolar AS, melonjak 35,6 persen. Sementara ekspor ke kawasan Timur Tengah pun naik 11,9 persen menjadi 520 juta dolar AS.