Korea Selatan menempati peringkat kedua di antara negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam hal proporsi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB).
 
Menurut Kantor Anggaran Majelis Nasional pada Minggu (27/07), sektor manufaktur menyumbang 27,6 persen dari PDB Korea Selatan pada 2023, jauh di atas rata-rata OECD sebesar 15,8 persen.
 
Ketergantungan tinggi terhadap sektor manufaktur dan ekspor ini menimbulkan kekhawatiran bahwa tarif timbal balik dari Amerika Serikat (AS) dapat berdampak luas terhadap sektor industri dalam negeri.
 
Meskipun proporsi manufaktur terhadap PDB Korea Selatan sedikit menurun dari 30,2 persen pada 2015 menjadi di bawah 28 persen pada 2023, angka ini masih melampaui negara dengan kekuatan manufaktur tradisional seperti Jepang dan Jerman, yang masing-masing mencatat sekitar 20 persen tahun lalu.
 
Irlandia menempati peringkat pertama dengan kontribusi manufaktur sebesar 31 persen terhadap PDB, sebagian besar karena perannya sebagai basis produksi global bagi perusahaan multinasional di sektor farmasi dan industri bernilai tambah tinggi.