Jenderal Xavier Brunson, komandan Pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan (USFK), menekankan perlunya fleksibilitas dari pihak Korea Selatan ketika kedua sekutu bekerja untuk “memodernisasi” kemitraan militer mereka.
Berbicara pada konferensi pers di Camp Humphreys yang berlokasi di selatan Seoul, pada Jumat (08/08), Brunson mencatat bahwa perubahan mungkin diperlukan dalam tubuh USFK yang beranggotakan 28.500 personel, seraya menambahkan bahwa diskusi di masa depan sebaiknya berfokus pada kapabilitas, bukan jumlah pasukan.
Ketika ditanya apakah KTT mendatang antara Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump akan mencakup pembicaraan tentang pengurangan atau penyesuaian jumlah pasukan USFK, Brunson mengatakan ia tidak yakin tetapi mengindikasikan bahwa keputusan akan segera diambil.
Ia juga menegaskan pentingnya menyesuaikan aliansi untuk mencerminkan lanskap keamanan di Asia Timur Laut yang “sangat berbeda” dibandingkan 75 tahun lalu, dengan menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara yang memiliki senjata nuklir dan China yang semakin tegas di kawasan Indo-Pasifik.
Terkait isu pengalihan kendali operasional masa perang dari Washington ke Seoul, Brunson memperingatkan bahwa mengambil “jalan pintas” dapat merusak postur kesiapan di Semenanjung Korea.