Media pemerintah Korea Utara mengecam Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung atas janjinya bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) demi perdamaian dan denuklirisasi Semenanjung Korea dalam kunjungannya ke AS. KCNA menyebut hal itu sebagai “mimpi di siang bolong dan harapan konyol.”
Kantor Pusat Berita Korea (KCNA) milik Korea Utara pada Rabu (27/08) merilis komentar yang menegaskan kembali bahwa Korea Utara tidak akan pernah meninggalkan senjata nuklirnya, yang digambarkan sebagai sumber prestise dan kehormatan.
KCNA menyatakan tidak akan ada manfaatnya jika Lee terus berpegang pada apa yang disebutnya sebagai “mimpi liar” soal denuklirisasi, sambil mengecam Korea Selatan karena dianggap telah menyerahkan kedaulatannya kepada AS.
Menyoroti pidato Lee di Center for Strategic and International Studies (CSIS), Washington pada Senin (25/08) waktu setempat, laporan KCNA menuding Lee berpura-pura ingin memulihkan hubungan dengan Korea Utara, namun justru menunjukkan watak sesungguhnya sebagai seorang "maniak konfrontasi” dengan menyebut soal denuklirisasi.
Laporan itu juga membela keputusan Korea Utara memiliki senjata nuklir, dengan menyebutnya sebagai langkah yang tidak terhindarkan untuk menghalau ancaman dari musuh sekaligus menyesuaikan diri dengan dinamika keamanan global.