Badan Statistik Korea pada Rabu (03/09) merilis data perubahan pernikahan dan kelahiran periode 1995 hingga 2024.
Menurut data, pada 1995, jumlah bayi yang lahir tercatat sekitar 715 ribu bayi. Namun pada 2024, jumlahnya turun menjadi 233 ribu bayi, hanya sepertiga dari 30 tahun lalu. Total angka kelahiran turut mengalami penurunan dari 1,63 pada 1995 menjadi 0,75 pada tahun 2024.
Tren memiliki jumlah anak lebih sedikit dan menunda kelahiran bayi pertama semakin terlihat jelas dalam waktu 30 tahun terakhir.
Usia rata-rata ibu saat melahirkan naik dari 27,9 tahun pada 1995 menjadi 33,7 tahun pada 2024, bertambah hampir 6 tahun. Usia rata-rata ayah juga naik, dari 31,1 tahun menjadi 36,1 tahun.
Di antara negara-negara anggota OECD, Korea Selatan mencatat tingkat kelahiran terendah, sekaligus usia tertinggi untuk kelahiran anak pertama.
Di tengah penurunan angka kelahiran, jumlah bayi lahir dari perempuan yang tidak menikah justru meningkat. Pada 1995, jumlahnya tercatat sekitar 8.800 bayi dan pada 2024 naik menjadi sekitar 13.800 bayi.
Jumlah pernikahan di Korea Selatan mencapai titik terendah pada 2022, hanya sekitar 192 ribu kasus. Padahal pada 1990-an sempat tercatat lebih dari 400 ribu pernikahan per tahun. Namun pada 2023 dan 2024, jumlah pernikahan sedikit meningkat selama dua tahun berturut-turut.
Rata-rata usia menikah pertama laki-laki adalah 33,9 tahun pada 2024 dari 28,4 tahun pada 1995, sementara perempuan dari 25,3 tahun menjadi 31,6 tahun. Pernikahan internasional di Korea Selatan juga meningkat, dari 3,4 persen menjadi 9,3 persen.