Ekspor Korea Selatan ke Amerika Serikat anjlok pada bulan Agustus akibat kebijakan tarif Trump. Namun ekspor ke negara-negara ASEAN seperti Vietnam dan Indonesia justru mencatatkan tren kenaikan.
Menurut Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energi Korea Selatan pada Kamis (04/09), nilai ekspor ke AS turun 12%, sementara ekspor ke China turun 2,9% pada periode yang sama. Hal itu sempat menimbulkan kekhawatiran terhadap penurunan ekspor secara keseluruhan.
Namun kondisinya berbanding terbalik dengan ekspor ke Asia Tenggara. Nilai ekspor Korea Selatan ke ASEAN bulan lalu mencapai 10,89 miliar dolar AS, meningkat 11,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini mencatatkan rekor tertinggi per bulan Agustus dan mencatatkan tren kenaikan selama tiga bulan berturut-turut.
Selama ini ekspor ke ASEAN menempati urutan ketiga setelah China dan AS. Namun pada bulan Juli dan Agustus tahun ini, jumlah ekspor berhasil melampaui AS. Hal ini terakhir kali terjadi pada Oktober 2023.
Kenaikan ekspor ke ASEAN bahkan bisa mendorong total ekspor Korea Selatan kembali ke level positif.
Peningkatan ekspor Korea Selatan ke ASEAN didorong oleh sektor semikonduktor. Lonjakan ekspor semikonduktor dipengaruhi oleh peningkatan investasi dalam kecerdasan buatan (AI) dan pusat data, serta pertumbuhan pasar perangkat elektronik di kawasan ASEAN.
Para ahli memperkirakan kedepannya ASEAN akan menjadi pasar utama yang dapat melampaui AS dan China.
Dalam restrukturisasi rantai pasok global untuk mengurangi ketergantungan pada China, ASEAN semakin menonjol sebagai tujuan investasi asing. Ditambah dengan struktur demografi muda, berkembangnya kelas menengah, dan pertumbuhan pesat ekonomi digital, daya tarik pasar ASEAN semakin tinggi.
Namun, persaingan Korea Selatan dengan China makin ketat sehingga diperlukan struktur ekspor yang lebih kokoh dan berkelanjutan.