Pemerintah Korea Selatan kembali tidak menghadiri upacara peringatan di Tambang Sado, lokasi kerja paksa warga Korea pada masa penjajahan Jepang. Tahun lalu, pemerintah Korea Selatan juga absen dalam acara serupa yang digelar Jepang untuk mengenang para pekerja paksa Korea maupun Jepang di kompleks tambang tersebut.
Seorang pejabat pemerintah di Seoul pada Kamis (04/09) menyatakan kepada wartawan bahwa Korea Selatan memutuskan untuk tidak menghadiri upacara peringatan tahun ini. Alasannya karena pidato peringatan dari pihak Jepang dinilai tidak mencerminkan unsur kerja paksa pekerja asal Korea. Meski kedua negara berupaya memperkuat hubungan yang berorientasi pada masa depan, kritik tetap muncul bahwa sikap Jepang terhadap isu sejarah tidak mengalami perubahan.
Pejabat tersebut menjelaskan, upacara peringatan pantas diikuti apabila disampaikan dengan jelas bahwa para pekerja Korea dipaksa bekerja melawan kehendaknya. Namun, sangat disayangkan tidak ada kesepahaman terkait ungkapan spesifik mengenai unsur kerja paksa tersebut.
Pemerintah Korea Selatan juga berpendapat bahwa penderitaan pekerja Korea yang telah meninggal di Tambang Sado harus mendapatkan penghormatan yang layak. Namun, pihak Jepang dinilai belum memenuhi hal tersebut.
Pemerintah Korea Selatan berencana menyelenggarakan acara peringatan tersendiri bagi keluarga korban. Waktu dan bentuk upacara tersebut belum ditentukan, namun diperkirakan akan digelar di Pulau Sado pada musim gugur tahun ini.