Kepala Eksekutif Hyundai Motor Company menyerukan agar Korea Selatan dan Amerika Serikat segera merampungkan perundingan lanjutan mengenai perjanjian dagang demi mempercepat keputusan tarif untuk impor mobil asal Korea Selatan.
CEO Hyundai Motor Company, José Muñoz menyampaikan harapan tersebut dalam acara CEO Investor Day di New York pada Kamis (18/09). Pada kesempatan itu, Hyundai menurunkan proyeksi laba tahunannya menjadi sekitar 6 hingga 7 persen, dari perkiraan sebelumnya 7 hingga 8 persen.
Muñoz menjelaskan bahwa panduan terbaru tersebut didasarkan pada tarif sebesar 25 persen. Ia menambahkan, apabila tarif diturunkan menjadi 15 persen, perusahaan akan cukup mampu untuk mempertahankan proyeksi laba sebelumnya.
Hyundai Motor Company sebelumnya telah menetapkan target untuk meningkatkan penjualan tahunan menjadi 5,55 juta unit hingga tahun 2030, dengan 60 persen di antaranya merupakan kendaraan ramah lingkungan.
Melalui penguatan lini kendaraan elektrifikasi, termasuk mobil hibrida dan hidrogen, Hyundai menargetkan untuk merespons ketidakpastian pasar seperti melambatnya permintaan mobil listrik serta tarif impor dari AS.
Untuk mencapai tujuan itu, Hyundai Motor Company mengumumkan strategi keuangan jangka menengah dan panjang, dengan rencana investasi sebesar 77,3 triliun won selama periode 2026 - 2030. Perusahaan juga menargetkan margin laba operasional konsolidasi sebesar 8 hingga 9 persen pada tahun 2030.
Dalam upaya mengatasi krisis tarif, Hyundai berkomitmen untuk memperluas investasinya secara agresif di Amerika Serikat. Nilai investasi Hyundai di AS akan meningkat dari rencana sebelumnya sebesar 11,6 triliun won atau 8,8 miliar dolar AS pada periode 2025-2028, menjadi 15,3 triliun won atau 11,6 miliar dolar.