Presiden Lee Jae Myung dengan bangga mengumumkan kepada para pemimpin dunia di Sidang Umum PBB bahwa Korea Selatan yang ‘baru’ telah sepenuhnya kembali ke komunitas internasional.
Lee menyampaikan bahwa Korea telah berkembang berkat dukungan dan bantuan PBB. Lee pun berjanji untuk memperjuangkan nilai-nilai PBB tentang kebebasan, hak asasi manusia, dan inklusivitas sebagai kekuatan global yang bertanggung jawab.
Presiden juga memaparkan visi komprehensif untuk perdamaian di Semenanjung Korea, termasuk solusi yang lebih 'rasional' dalam menangani masalah nuklir Korea Utara.
Menekankan bahwa "perdamaian yang paling pasti adalah keadaan di mana tidak perlu ada pertempuran," Lee mengungkap rencananya untuk mendorong dialog komprehensif dengan Korea Utara yang berpusat pada "pertukaran," "normalisasi," dan "denuklirisasi," atau yang disebut "Inisiatif E.N.D."
Namun, Seoul mengakui bahwa denuklirisasi adalah tantangan kompleks yang tidak dapat diselesaikan dengan cepat sehingga butuh kerja sama internasional untuk solusi bertahap. Tahapan bisa dimulai dari penghentian pengembangan, pengurangan rudal dan membongkar fasilitas nuklir dan rudal di Pyongyang.
Selain itu, Presiden Lee berjanji akan memberikan dukungan dan kerja sama aktif untuk upaya normalisasi hubungan dengan komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat dan Korea Utara.
Lee, yang akan memimpin debat terbuka tentang kecerdasan buatan (AI) di Dewan Keamanan PBB pada Rabu (24/09), mengharapkan sesi tersebut akan memberikan kontribusi signifikan bagi upaya global dalam mempromosikan penggunaan AI yang bertanggung jawab.
Dia menekankan bahwa dunia tidak boleh pasif menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibawa oleh era AI dan penyalahgunaan teknologi yang dapat memperdalam polarisasi dan ketidaksetaraan.
Lee mengatakan Korea Selatan juga akan berbagi visinya tentang masa depan AI melalui “Inisiatif AI APEC” di Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC, yang akan diadakan di Gyeongju bulan depan.